Ekonomi Malaysia Melesat 8,9 Persen pada Kuartal II/2022

Ekonomi Malaysia Melesat 8,9 Persen pada Kuartal II/2022

Ekonomi Malaysia mencatatkan pertumbuhan yang lebih tinggi sebesar 8,9 persen pada kuartal II/2022 – dibandingkan dengan ekspansi lima persen pada tiga bulan pertama di tahun ini.

Bank Negara Malaysia mengatakan pertumbuhan ekonomi atau produk domestik bruto (PDB) diangkat hingga batas tertentu oleh basis rendah Full Movement Control Order (FMCO) pada Juni 2021, pertumbuhan pada April dan Mei 2022 sangat kuat

Negara Malaysia: Sejarah, Suku Bangsa, dan Letak Geografisnya

Selain itu, Bank Negara Malaysia menyuarakan permintaan domestik terus menguat, disangga oleh pemulihan situasi pasar daya kerja yang stabil dan dukungan kebijakan yang berkelanjutan. Senada, pertumbuhan yang lebih tinggi juga mencerminkan normalisasi kesibukan ekonomi, seiring dengan pergerakan negara menuju endemisitas dan pembukaan kembali perbatasan internasional.

Ekspor tetap didorong oleh kuatnya permintaan produk E&E. Secara sektoral, sektor jasa dan manufaktur terus mendorong pertumbuhan,” kata Bank Negara dalam keterangannya

Gubernurnya Tan Sri Nor Shamsiah menjelaskan Situs Slot Gacor bahwa sementara permintaan eksternal dapat menghadapi hambatan dari pertumbuhan global yang lebih lambat, ekonomi Malaysia akan terus didorong oleh permintaan domestik yang kuat. “Pertumbuhan juga akan memperoleh manfaat dari pembenaran situasi pasar daya kerja dan kedatangan pelancong yang lebih tinggi, serta implementasi proyek investasi multi-tahun yang berkelanjutan,” ujarnya. Tetapi, ia menambahkan pertumbuhan Malaysia tetap rentan terhadap pertumbuhan global yang lebih lemah dari sangkaan, seperti adanya eskalasi konflik geopolitik lebih lanjut dan gangguan rantai pasokan yang memburuk.

Bank sentral mengatakan selama kuartal tersebut, inflasi utama dan inflasi inti masing-masing meningkat menjadi 2,8 persen dan 2,5 persen. Inflasi inti yang lebih tinggi mencerminkan pembenaran situasi permintaan di tengah lingkungan biaya tinggi, dengan kenaikan harga terpenting didorong oleh makanan yang jauh dari rumah dan bahan makanan lainnya. Dari sisi perkembangan nilai tukar, Bank Negara mengatakan ringgit terdepresiasi sebesar 4,6 persen terhadap dolar AS di kuartal kedua, yang tercatat hingga 10 Agustus 2022 sebesar -6,3 persen secara year-to-date. Meskipun ini sebagian besar mencerminkan penguatan dolar AS yang berkelanjutan menyusul pengetatan kebijakan moneter AS yang agresif, meningkatnya penghindaran risiko investor karena prospek pertumbuhan global yang lebih lemah dan konflik militer di Ukraina. demikian, kenaikan harga komoditas dan pemulihan ekonomi Malaysia menolong meredam imbas penurunan dari perkembangan eksternal ringgit selama kuartal tersebut. Bank Negara mengatakan sementara pasar keuangan domestik akan terus mengalami episode volatilitas yang tinggi, limpahan ke intermediasi keuangan domestik diperkirakan akan tetap terkendali, didorong oleh posisi eksternal Malaysia yang sehat dan cara perbankan yang kuat.